Pada tahun 2022 lalu, Luhur Budianda menambahkan, beberapa desa wisata mendapatkan bantuan dan pendampingan dari pihak perbankkan, seperti Desa Wisata Apar Kabupaten Padang Pariaman oleh Bank Indonesia dan Bank Mandiri, Bank BNI di desa wisata Sungai Batang Kabupaten Agam, Bank Nagari dan Banko Indonesia di desa wisata Kampuang Minang Nagari Sumpu Kabupaten Tanah Datar, hingga Bank BRI di desa Kampuang Sarugo Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh Kota.
“Melalui fasilitasi Parenting Program bagi desa wisata yang telah lolos ADWI ini, kita ingin desa wisata lainnya ikut termotivasi untuk bangkit dan berkembang,” ujarnya.
Kadispar menambahkan, kolaborasi dengan pihak Perbankan sebagai stakeholder Parenting Program desa wisata, tidak semata-mata bertujuan agar desa wisata mendapatkan kemudahan dalam segi pembiayaan pembangunan ekosistem pariwisata saja. Namun Lebih dari itu, perbankan dipandang sebagai pihak yang paling tepat untuk menularkan berjalannya prinsip-prinsip keramah-tamahan (Hospitality), Cleanliness, Health, Safety and Sustainability (CHSE) bagi para pengelola desa wisata unggulan Sumbar ini.
“Selain terkenal ramah dan bersih dalam segi pelayanan, pihak perbankan juga merupakan pihak yang paling tepat untuk mengajarkan pengelola desa wisata tentang sistem tata kelola keuangan yang baik,” ujarnya.
Selain itu, kata Luhur, pengetahuan terkait sistem pengelolaan keuangan yang baik ini pun merupakan salah satu aspek penting yang perlu dibenahi selain persoalan Hospitality dan CHSE di objek wisata.
Sebab, sambung Luhur Budianda, berkaca kepada banyak kasus yang terjadi, pengelolaan keuangan yang kurang baik, kerap menjadi persoalan atau bahkan sumber konflik bagi masyarakat pengelola ketika suatu destinasi wisata sudah mulai melangkah lebih maju.














