HARIANHALUAN.ID- Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar menggelar Festival Olahan Daging Kambing di Agro Boncah Farm, Nagari Barulak, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (24/6).
Kegiatan ini terselenggara dari program pokok-pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD Sumbar, Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo, dan diikuti 18 kelompok memasak dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh dan Kabupaten Tanah Datar.
Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo saat membuka kegiatan ini mengatakan, daging kambing merupakan salah satu bahan pangan yang sangat bermanfaat. Bahan pangan satu ini memiliki nilai gizi yang tinggi, yaitu kaya akan protein, lemak dan mineral.
Di lain sisi, sambung dia, sebagian masyarakat masih berpendapat bahwa daging kambing relatif keras dan alot, memiliki bau yang khas dan juga memiliki penyebaran lemak yang tidak merata, sehingga membatasi pengolahannya.
Hal tadi mempengaruhi pandangan masyarakat untuk mengkonsumsi daging kambing yang hanya terbatas untuk lauk pauk saja, sedangkan untuk bahan olahan lainnya masih kurang dijumpai di pasaran.
Melalui pelaksanaan Festival Olahan Daging Kambing ini, Nurkhalis yang juga merupakan Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Provinsi Sumbar tersebut berharap, minat masyarakat dalam mengolah daging kambing bisa meningkat. Sehingga juga terjadi peningkatan ekonomi kreatif dalam mengolah daging kambing.
“Festival Olahan Daging Kambing ini sengaja kami gelar untuk memicu masyarakat dan peternak-peternak di Sumatera Barat, bahwa ternak kambing itu bisa diolah untuk berbagai ragam kuliner dan menguntungkan. Daging kambing, selain enak juga aman, karena kolesterolnya lebih rendah dari daging sapi,” ujar Nurkhalis yang juga merupakan anggota Komisi II DPRD Sumbar tersebut.
Nurkhalis menambahkan, beternak kambing dan domba memiliki prospek yang bagus dan menjanjikan untuk petani. Hal ini menjanjikan, karena pengembangan ternak kambing dan domba tidaklah sulit, iklim dan topografi di Sumatera Barat sangatlah mendukung. Dalam hal ini, beternak kambing dan domba bisa dijalankan diseluruh kabupaten/kota di Sumbar.
Beternak kambing dan domba juga menguntungkan petani karena hewan ini bisa melahirkan hingga tiga kali dalam kurun waktu dua tahun, karena masa buntingnya adalah lima bulan. Berbeda dengan sapi yang biasanya melahirkan hanya satu kali dalam setahun.
Selain itu, peternakan kambing dan domba adalah jenis beternak yang dikembangkan oleh nabi. Hal ini sejalan dengan filosofi masyarakat Minangkabau yaitu, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Mengingat berbagai keuntungan yang akan didapat dari beternak kambing dan domba, Nurkhalis berharap adanya peningkatan populasi ternak kambing dan domba di Sumbar melalui kegiatan beternak hewan ini oleh masyarakat.
Wakil Bupati Tanah Datar, Richi Aprian yang berkesempatan hadir dalam kegiatan ini menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar mengapresiasi digelarnya Festival Olahan Daging Kambing di Tanah Datar yang terselenggara dari Pokir Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo.
“Terima kasih dan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Nurkhalis yang telah memilih Boncah Farm sebagai lokasi kegiatan. Kami menilai Tanah Datar sebagai salah satu daerah yang paling cocok untuk pengembangan ternak domba dan kambing,” ujarnya.
Disebut Richi, dari literasi yang Ia baca baca daging kambing memang lebih rendah kolesterolnya dari sumber protein lainnya. Ke depan ia berharap industri olahan daging kambing bisa berkembang di Tanah Datar.
“Kami berharap ke depan ada peningkatan industri olahan daging kambing di daerah ini, selain meningkatkan ekonomi masyarakat juga akan bisa membawa pengaruh positif terhadap kunjungan wisatawan ke Tanah Datar,” tukasnya.
Terkait Festival Olahan Daging Kambing ini, ada lima kategori kuliner berbahan daging kambing yang bisa dipilih 18 peserta untuk dimasak, yaitunya steak, gulai, tongseng, sate dan nugget. Juri kemudian menilai hasil olahan peserta dengan malihat pada tiga hal, yakni, rasa, penampilan dan kebersihan. (*)














