HARIANHALUAN.id – PLN UID Sumatera Barat membantah jika pelayanan PDAM Baso tak jalan karena listrik sering mati. PLN tetap mengutamakan pelayanan ke PDAM Tirta Antokan Baso dengan manuver distribusi melalui penyulang lain ketika ada pemeliharaan jaringan di lokasi tersebut, sehingga pompa PDAM tetap bisa beroperasi.
“Jadi, jika dikatakan Pak Hendri, Direktur PDAM Tirta Antokan Baso, pelayanan terganggu karena listrik sering mati? Itu tidak tepat juga. Bahkan sampai disebutkan listrik mati sampei 3-4 kali sehari, itu tidak benar,” kata Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sumatera Barat, Yenti Elfina mengklarifikasi keluhan Direktur PDAM Tirta Antokan Baso, Hendri Chaidir seperti diberitakan harianhaluan.id sebelumnya.
Berikut keterangan Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sumbar yang diterima redaksi harianhaluan.id, Jumat (07/07/23).
“Terkait statemen Direktur PDAM Baso, Bpk Hendri, kami perlu menyampaikan klarifikasi bahwa Petugas PDAM Baso sejauh ini tidak pernah menyampaikn keluhan bahwa listrik sering mati di lokasi yang menyebabkan operasional PDAM Baso terganggu.
Untuk kondisi saat itu, memang ada pemadaman karena petugas PLN melakukan kegiatan penguatan keandalan dengan memasang penghalang binatang di beberapa titik lokasi. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari laporan warga yang menyaksikan adanya ledakan, karena binatang memanjat trackskore sampai ke JTM.
Sebelumnya juga padam karena pembebasan pohon bambu yang sudah mendekati jaringan. Ini , sebagai antisipasi jika terjadi hujan badai berpotensi menempel di JTM dan membawa trip.
Informasi dari petugas PLN Baso bahwa saat lampu padam, pompa PDAM tetap beroperasi karena dilakukan manuver beban ke penyulang lain.
Agar kondisi jaringan listrik dapat terbebas dari pohon yang mendekati jaringan maka kita berharap masyarakat dan stakeholder memahami dan memudahkan proses pembebasan ROW terkait ijin penebangan dan pemangkasan pohon.”
Seperti diberitakan harianhaluan.id, Jumat (07/07/23), PDAM Baso mengalami gangguan operasional gara-gara listrik sering mati. Hal itu diungkapkan Direktur PDAM Tirta Antokan Agam, Hendri Chaidir.
Dia mengakan, gangguan distribus air tersebut terjadi awal Juli kemarin. Akibat pemadaman listrik yang terjadi hampir setiap hari, bahkan sampai tiga hingga empat kali sehari, tiga unit mesin pompa air PDAM tidak bisa berproduksi.
Ketiga unit mesin pompa air tersebut saling terkoneksi. Apabila listrik mati di satu unit mesin pompa air, maka tidak bisa mengalir ke mesin kedua dan ketiga,” katanya pada Kamis (06/07/23).
Hendri menyebutkan, akibat kondisi itu maka pendistribusian air kepada 813 pelanggan di Unit Kecamatan Baso terganggu, karena persediaan air di bak penampung tidak terisi. “Pelanggan Unit Baso tersebut tersebar di Tabek Panjang, Sungai Janiah Nundang, Sungai Baringin, Biaro, Surau Labuan, dan seterusnya,” kata Hendri.
Hendri mengatakan, PDAM Tirta Antokan Agam mengoperasikan mesin pompa air sampai 24 jam untuk mengantisipasi gangguan tersebut. Biasanya dari pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB. Selain itu, mengatur pendistribusian air, yakni pagi, siang, dan sore hari agar 813 pelanggan bisa menikmati air dari PDAM Tirta Antokan.
Hendri menjelaskan, ke depan PDAM Tirta Antokan menyiapkan mesin pompa air cadangan untuk antisipasi ada pompa yang rusak. (*)














