Lalu membebaskan lahan masyarakat Air Bangis dari kawasan hutan produksi, membebaskan masyarakat dari Koperasi KSU ABS HTR Sekunder. Lalu membebaskan masyarakat menjual hasil sawitnya kemana pun.
Ratusan pendemo yang terlihat membawa para lansia, kaum ibu, anak-anak, dan balita ini, bersikeras tidak akan pulang sebelum Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyanggupi tuntutan yang mereka layangkan.
namun lantaran perjuangan itu belum membuahkan hasil, mereka masih terus melancarkan aksi penolakan serta menginap di Masjid Raya Sumbar yang mereka jadikan Posko perjuangan sejak deminstrasi hari pertama.
Sebenarnya, pada Kamis pagi (3/8/2023) kemarin, Gubernur Mahyeldi Ansharullah telah menemui kelompok masyarakat Aia Bangih, Barat yang melakukan aksi demo menolak PSN tersebut usai melaksanakan Shalat Shubuh di Masjid Raya Sumbar.
“PSN itu adalah kepentingan nasional, kepentingan Negara,” ujar Mahyeldi kepada kerumunan massa.
Mahyeldi menyebut, permasalahan Koperasi Serba Usaha (KSU) Air Bangis yang diadukan masyarakat tidak membeli hasil panen masyarakat dengan layak, ke depannya akan menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar.
“Sekali sepekan nanti harga (sawit) diperbaharui Dinas Perkebunan. Nanti harganya akan sesuai dengan itu,” tegas Mahyeldi.
Mahyeldi mengatakan, Pemprov Sumbar menyerahkan sepenuhnya persoalan adanya sejumlah toke dan sopir yang telah ditangkap oleh jajaran Polda Sumbar beberapa waktu lalu.
“Masalah dengan polisi itu murni urusan penegakan hukum,” ungkap Mahyeldi.
Meski telah berdialog dengan Mahyeldi, warga Aia Bangih yang melakukan demo menolak PSN tetap kembali melakukan aksinya hingga Jumat (4/8/2023). (fzi)














