HARIANHALUAN.ID- Dosen Politeknik Negeri Padang (PNP) memberikan pelatihan teknologi terbaru terkait survey pemetaan lahan pertanian untuk guru SMKN 1 Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Kamis (10/8) pekan lalu.
Pelatihan untuk guru SMK yang dilaksanakan dosen PNP ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satu tri dharma perguruan tinggi.
Dosen yang terlibat yang terlibat sebagai tim dalam kegiatan ini adalah, Mukhlis,ST.,MT , Era Alfansyuri, ST. MT , Enita Suardi,ST.,MT dan Lusyna,ST.,MT.
Mukhlis ST.,MT di Padang, Minggu (13/8) mengatakan, ilmu survey pemetaan dapat dibedakan menjadi beberapa bidang studi yaitu geodetic engineering, photogrammetry, cartography dan plane surveying.
HARIANHALUAN.ID- Dosen Politeknik Negeri Padang (PNP) memberikan pelatihan teknologi terbaru terkait survey pemetaan lahan pertanian untuk guru SMKN 1 Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Kamis (10/8) pekan lalu. Pelatihan untuk guru SMK yang dilaksanakan dosen PNP ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satu tri dharma perguruan tinggi. Dosen yang terlibat yang terlibat sebagai tim dalam kegiatan ini adalah, Mukhlis,ST.,MT , Era Alfansyuri, ST. MT , Enita Suardi,ST.,MT dan Lusyna,ST.,MT. Mukhlis ST.,MT di Padang, Minggu (13/8) mengatakan, ilmu survey pemetaan dapat dibedakan menjadi beberapa bidang studi yaitu geodetic engineering, photogrammetry, cartography dan plane surveying. Survey pemetaan, terang dia, merupakan pekerjaan awal sebelum dilakukan rencana pendahuluan pekerjaan untuk mendapatkan batas-batas daerah pekerjaan, bentuk topografi daerah pekerjaan. Keluaran pada perencanaan pendahuluan ini dapat berupa rencana pelaksanaan yang berupa peta situasi dan gambar rencana yang dapat digunakan untuk menghitung luas lahan. Ia menyebut, pekerjaan pengukuran sangat diperlukan pada saat pelaksanaan pengukuran staking out (penentuan posisi atau pemasangan patok pekerjaan dilapangan yang sesuai dengan rencana kerja). Dalam hal ini, survey pemetaan membutuhkan tenaga-tenaga terampil yang mahir membaca peta dan mampu menggunakan alat-alat pengukuran seperti water pass dan theodolite, mampu melakukan pengukuran dan mengumpulkan data pengukuran yang bebas dari kesalahan serta memiliki akurasi dan presisi yang tinggi. Tenaga terampil ini juga harus mampu mengolah data lapangan menjadi data koordinat posisi tiik detil dan titik tinggi sehingga bisa ditampilkan dalam bentuk peta situasi dan juga garis kontur. “Dengan mempertimbangkan kebutuhan dunia kerja akan tenaga terampil pada bidang pengukuran, kompetensi pengukuran merupakan kompetensi dasar pada SMK. Materi pengukuran ini diberikan pada program studi pertanian,” katanya. Sehubungan dengan materi pengukuran yang selama ini diberikan oleh guru-guru di SMK N 1 Koto Baru, dikatakannnya, selama ini masih terbatas pada pengukuran jarak, arah, sudut dan beda tinggi menggunakan alat-alat pengukuran seperti theodolite dan waterpass. Hal ini disebabkan, para guru belum mengenal teknologi terbaru dalam survey pemetaan. Di lain sisi, seiring perkembangan teknologi pengukuran, beberapa tahun terakhir telah tersedia metode pengukuran baru yang juga banyak digunakan dan diaplikasikan pada bidang pekerjaan lainnya, seperti pada bidang pengelolalan dan pemetaan lahan irigasi dan rawa, bidang pertanian dan kehutanan. Teknologi pengukuran terbaru memiliki banyak kelebihan seperti dapat menyingkat waktu pengukuran dengan data yang lebih akurat dan memiliki presisi yang tinggi serta dapat mencakup areal yang cukup luas. Adapun teknologi terbaru pengukuran menggunakan teknologi Total Satation dan GPS Geodetik “Dalam usaha meningkatkan pengetahuan tentang teknologi pengukuran terbaru tersebut, perlu dilakukan pelatihan kepada guru-guru pengajar di SMK, termasuk di SMKN 1 Koto Baru ini untuk bidang pertanian. Pelatihan ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan guru-guru, untuk kemudian diteruskan ke peserta didik,” tukas Mukhlis. (*)














