HARIANHALUAN.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang gencar melakukan sosialisasi ke sejumlah sekolah untuk meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya pemilih pemula.
Komisioner KPU Padang Atika Triana mengatakan, KPU hadir di tengah siswa pemilih pemula untuk memberikan motivasi, sosialisasi anti golput dan anti hoaks.
“Kami mengenalkan pemilu serta mendekatkan layanan kepemiluan kepada siswa. Kami juga menyosialisasikan perkenalan pemilu hari pencoblosan pemilu serentak 2024,” ujar Atika Triana, Rabu (23/8).
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kota Padang itu mengatakan, KPU Padang mempunyai program pendidikan pemilih pemula, dengan target salah satunya adalah siswa-siswi SMA sederajat, mulai kelas 10, 11 dan 12.
“Beberapa sekolah yang kita kunjungi ada di SMA 9, MAN 1. Kita menyampaikan pesan-pesan hari pungut hitung, bagaimana menciptakan pemilih pemula yang cerdas, pemilih pemula yang tau dan sadar dengan hak konstitusi, sehingga tidak lagi kepada persepsi apatisme yang terbangun selama ini,” katanya.
Dikatakannya, ke beberapa sekolah lainnya juga akan dilaksanakan sosialisasi pendidikan pemilih pemula seperti di MAS Arisalah atau Madrasah Aliyah Swasta yang di Arisalah. Selama ini belum ada penekanan-penekanan atau tindakan apapun yang akan dilakukan disana.
“Meskipun mereka berasal dari berbagai kultur atau berbagai daerah yang tidak hanya berasal dari Kota Padang, tetapi kami tetap memberikan semacam pendidikan pemilih kepada setiap anak yang berada di tingkatan tersebut,” ujarnya.
Lebih jauh Atika mengatakan, berdasarkan data daftar pemilih tetap (DPT) Kota Padang hampir 10 persen memiliki pemilih yang berusia di usia pemilih pemula. Berangkat dari jumlah ini tentunya perhatian terhadap pemilih pemula harus serius, Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melakukan pendidikan pemilih pemula di sekolah, dalam program-program KPU Padang.
Dengan keterbatasan anggaran, katanya, memang tidak semua bisa dilakukan kepada sekolah yang ada di Kota Padang, SMA sederajat khususnya. Namun KPU Padang tetap meminta setiap peserta sosialisasi setiap audiensi yang dilakukan memiliki manfaat sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas.
“Kita harapkan, siswa sebagai agen penyambung informasi pemilu terhadap keluarga dan lingkungannya,” katanya lagi.
Atika Triana juga mengatakan, bahwa penekanannya yaitu bagaimana sejarah pemilu. Kemudian, sejarah tersebut melahirkan nilai dalam prinsip demokrasi, prinsip penyelenggaraan pemilu, pengenalan bagaimana sistem pemilu, tata kelola pemilu, hari pungut hitung, dan lainnya.
Diharapkan dengan memberikan pengetahuan ini menciptakan kesadaran dari pada sosialisasi peserta kegiatan. Ketika kesadaran ini tercipta, sehingga ada keinginan dan kepedulian yang diinginkan terbangun dari jiwa pemilih pemula tersebut.
“Jika sudah ada jiwa yang terbangun, kita pikir persoalan partisipasi tidak lagi pada tingkat jumlah partisipasi tetapi kualitas partisipannya, namun menciptakan pemilih yang cerdas sehingga pemilu juga diharapkan berkualitas,” ucapnya. (h/fdi)














