HARIAHHALUAN.ID – Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Padang menghadirkan 7 narasumber dalam seminar dan konferensi internasional secara virtual, Selasa (10/10).
Ketujuh narasumber itu antara lain Elisabeth A Sidabutar, SPi,MMD, Prof Dr. Setyawan Widarto, Prof Dr, Novizar Nasir, Prof Fu Chih Lai, Ph.D, Dr.Joel Rey U, ACOB, Vorasith Sornsrivinchai dan Dr. Sukra Alhamda.
Direktur Poltekkes Kemenkes Padang, Renidayati mengatakan seminar dan konferensi internasional ini terlaksana berkat kerjasama dengan berbagai organisasi profesi kesehatan di Sumbar.
“Seminar dan konferensi internasional ke-3 se cara virtual yang diselenggarakan oleh Pusat Unggulan Ipteks Politelnik Kesehatan Kemenkes Padang ini bekerja sama dengan organisasi profesi kesehatan di Sumbar seperti PPNI, IBI, HAKLI, PERSAGI PPPKMI DAN PPGI.
Tema yang diangkat terkait Pemanfaatan teknologi mitigasi bencana dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.
“Semoga dengan mengikuti kegiatan ini kita memiliki kesempatan untuk berbagi informasi mengenai ‘Current Issues And Trend’ dalam Penanggulangan krisis Kesehatan pada Bencana,” kata dia.
Lebih jauh dikatakannya, Indonesia adalah negeri rawan bencana (disaster prone area) baik bencana alam ataupun bencana non alam. Berdasarkan IRBI (Indeks Risiko Bencana Indonesia), setiap tahunnya tidak ada satu pun wilayah di Indonesia yang berisiko rendah terhadap bencana.
Oleh sebab itu Kementerian Kesehatan telah mencanangkan transformasi sistem kesehatan, di mana salah satu tujuannya untuk menciptakan sistem ketahanan kesehatan yang kuat dan tangguh dalam memberikan respons kesehatan untuk bencana nasional maupun global.
Penguatan ini, sambungnya dilakukan melalui tiga prioritas utama. Pertama, penguatan produksi alat kesehatan, bahan baku obat, dan vaksin dalam negeri. Kedua, penguatan surveilans yang adekuat. Ketiga, penguatan sistem penanganan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
Untuk mengurangi kerentanan dan potensi risiko bencana perlu dilakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas melalui program penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan teknologi pada bidang kebencanaan.
“Oleh sebab itu Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang salah satu Institusi Pendidikan Kesehatan yang berada dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Tenaga Kesehatan turut bertanggung jawab dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi Bencana,” katanya lagi.
Sementara itu, Dirjen Tenaga Kesehatan, Arianti Anaya yang membuka seminar dan konferensi internasional ini berharap seminar ini mampu memberikan informasi dan pengetahuan terkait kebencanaan dan inovasi kesehatan saat terjadi bencana.
“Kami sangat mendukung terlaksananya kegiatan ini. Semoga hasil seminar ini impactfull (berdampak luas),” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy yang menjadi keynote speaker pada seminar tersebut.
“Sumbar sering disebut etalase bencana. Setidaknya catatan BNPB sampai Mei 2023 ada 1.021 bencana di Sumbar. Dengan jenis kejadian yang dominan seperti angin kencang, banjir, longsor, dan lainnya,” ucapnya.
Audy menambahkan butuh sinergi dan koordinasi yang kuat dari berbagai pihak. Termasuk tenaga medis, pemangku kebijakan hingga media. (h/yes)














