PADANG, HARIANHALUAN.ID — Kedatangan Presiden RI, Joko Widodo ke Kabupaten Kepulauan Mentawai Rabu (25/10) lalu diharapkan melahirkan aksi konkret bagi masa depan pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang sampai saat ini masih menjadi satu-satunya daerah berstatus Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T) di Sumatra Barat (Sumbar). Apalagi Kabupaten Kepulauan Mentawai menjadi salah satu pokok pembahasan serius Presiden Jokowi saat itu.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, mengatakan, pada saat momentum kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Sumbar lalu, upaya akselerasi pembangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, bahkan telah menjadi salah satu pokok pembahasan serius antara dirinya selaku Gubernur Sumbar dengan Presiden Jokowi.
“Sekaitan dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Saya sampaikan kepada Bapak Presiden diantaranya adalah soal sulitnya akses internet dan jaringan telekomunikasi. Alhamdulillah, Presiden bahkan langsung menelpon Menteri Kominfo untuk memberikan perhatian penyediaan tower BTS di Mentawai,” ujarnya kepada Haluan di Masjid Kantor Gubernur Sumbar Jumat (27/10) kemarin.
Selain minimnya akses jaringan telekomunikasi dan internet di Mentawai, sambung Mahyeldi, dirinya juga menyampaikan kepada Presiden RI bahwa sektor pendidikan di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama ini masih terkendala oleh minimnya akses transportasi darat maupun laut.
Hal itu, tidak terlepas dari kondisi geografis Kepulauan Mentawai yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki topografi, sungai, bukit dan lembah. Sulitnya medan ini, membuat banyak anak-anak bangsa di Kabupaten Mentawai tidak mendapatkan pemenuhan hak pendidikan secara utuh.
“Terkait dengan percepatan pendidikan di Mentawai, saya sampaikan bahwa insya allah dalam waktu dekat kita akan meresmikan Sekolah Filial Jauh untuk jurusan PGSD. Ini sudah saya sampaikan kepada Rektor UNP, insya allah kita akan membuka jurusan PGSD di sana (Mentawai, red) guna mendidik putra putri Mentawai,” jelasnya.
Kepada Presiden Jokowi saat itu, lanjut Mahyeldi, dirinya juga menyinggung soal pentingnya pembangunan asrama bagi siswa-siswa di Kabupaten Mentawai. Sebab menurutnya, jarak antar pulau di Mentawai sangat berjauhan. Kondisi itu menyulitkan para siswa usia untuk berangkat ke sekolah.
“Karena di sana (Mentawai, red) jarak antara satu tempat dengan tempat lainnya sangat jauh, melewati sungai, laut dan pulau-pulau, sekolah anak-anak menjadi terganggu. Makanya kita minta bagaimana mendorong agar di Mentawai ada asrama siswa yang akan memperdekat akses mereka ke sekolah,” ungkapnya.
Gubernur menerangkan, persoalan ketersediaan energi listrik di Kabupaten Kepulauan Mentawai, juga menjadi salah satu poin pembahasan penting antara dirinya dengan Presiden Joko Widodo.
Dikatakannya, sampai saat ini masyarakat di Kabupaten Kepulauan masih belum menikmati listrik full 24 jam seperti halnya saudara-saudara mereka di Sumbar daratan. Di sana, listrik hanya menyala pada waktu-waktu tertentu saja. Padahal, kebutuhan energi listrik di Kabupaten Kepulauan Mentawai sangatlah tinggi
“Sekaitan dengan energi listrik, sekarang ini masih mengandalkan solar, sekarang kita akan mencoba untuk mendorong green energi, kita sudah merencanakan dengan pihak ketiga untuk menggerakkan penanaman Kaliandra. Sebab Kaliandra ini bisa digunakan untuk membuat bahan bakar dari tumbuhan,” tuturnya. (h/fzi)














