PADANG PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID — Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) DR M Djamil Padang dan Gubernur Sumatera Barat tabur bunga di makam pahlawan kesehatan, Dr. Mohammad Djamil gelar Datuk Rangkayo Tuo di Kayu Tanam, Kamis (2/11).
Turut Hadir dalam kegiatan tersebut, selain Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, dan Direktur Utama RSUP DR M Djamil Padang, Dr.dr. Dovy Djanas, Sp.OG(K), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sumbar.
Direktur Utama RSUP DR M Djamil Padang, Dr.dr. Dovy Djanas, Sp.OG(K) menyampaikan penghargaan ini diberikan kepada pahlawan kesehatan pertama dari Sumatera Barat.
“Kita selama ini punya orang hebat yang belum diketahui masyarakat banyak sebagai pejuang yang memberikan layanan kesehatan di Sumbar,” kata Dovy Djanas di Kayu Tanam, Kamis (2/11).
Ia mengatakan, Dr. Mohammad Djamil merupakan pahlawan nasional yang merupakan orang Indonesia pertama yang meraih dua gelar dari dua universitas berbeda di luar negeri di bidang kesehatan.
“Prestasi ini perlu kita angkat dan dikenalkan kepada masyarakat lebih jauh sehingga kita punya semangat meneruskan perjuangan Dr. Mohammad Djamil ini. Selain itu, rumahnya akan direnovasi sehingga nanti bisa dijadikan sebagai tujuan wisata,” paparnya.
Ia memaparkan dengan menyandang berbagai pengalaman dan pengabdian yang luar biasa, baik dalam bidang kesehatan dan pemerintahan, maka semangat ini harus dirawat dengan baik.
Setelah tabur bunga, rombongan mengunjungi rumah Dr. M. Djamil yang berada di Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman. Rencananya juga akan dilakukan renovasi terhadap rumah tersebut.
“Tujuan renovasi dan perbaikan itu nantinya diharapkan bisa menjadi objek wisata sejarah baru yang dapat dikunjungi oleh masyarakat yang ingin mengenal pahlawan kesehatan Provinsi Sumbar dan Indonesia,” kata Dovy.
Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Aspindudin mengucapakan terima kasih kepada RSUP M. Djamil yang telah memperingati HKN tahun ini dengan menabur bunga di Makam Pahlawan Kesehatan di Kayu Tanam.
“Banyak orang yang kenal dengan M. Djamil namun tidak mengenal dari mana dia berasal, dimana makamnya, sehingga dengan acara ini semua orang mengetahuinya,” Ujar Aspinuddin saat membacakan sambutan Bupati Suhatri Bur.
Ia menambahkan, pada tahun 2018 Dinas Kesehatan bersama Bupati Alm. Ali Mukhni telah menemui Menteri Kesehatan RI untuk mengajukan proposal memindahkan RSUP M. Djamil ke Tarok City Kayu Tanam dengan luas 54 ha. Saat itu Kementerian sangat tertarik dengan usulan tersebut karena sejarah dan lahan RSUP M. Djamil di Padang saat ini hanya 8,5 ha.
“Namun karena ada situasi pandemi covid-19 kemarin ini, komunikasi tersebut sempat putus, dan kedepan kita kembali komunikasi lagi dengan Kementerian Kesehatan serta Direktur RSUP,” Kata Aspinuddin saat menekankan itu pesan Bupati yang harus disampaikan kepada Pemerintah Provinsi dan RSUP.
Sementara itu Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi dalam sambutannya menceritakan riwayat hidup Pahlawan Kesehatan tersebut. Dr. Mohammad Djamil, MPH, DPH gelar Datuk Rangkayo Tuo lahir di Kayu Tanam, Padang Pariaman, 28 November 1898 dan meninggal pada tahun 1961. Ia seorang perintis kesehatan masyarakat dan dokter asal Indonesia dan pernah menjabat sebagai residen Sumatera Barat.
Di bidang kedokteran, kata Mahyeldi M. Djamil merupakan orang Indonesia pertama yang memperoleh dua gelar doktor. Gelar doktornya yang pertama dengan titel Doctor Medicinae Interne Ziekten diperolehnya di Universitas Utrecht, Belanda pada 31 Mei 1932. Sedangkan titel doktornya yang kedua: Doctor of Public Health (DPH), diperolehnya dari Universitas Johns Hopkins, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada 12 Juni 1934.
Kemudian tahun 1925-1927, M. Djamil melakukan riset di Koto Gadang dan Sianok mengenai penyakit TBC dan malaria. Dari hasil riset tersebut ia memperoleh penghargaan dari Ratu Wilhelmina.
Selain di bidang kedokteran, M. Djamil juga aktif berpolitik. Ia yang terafiliasi dengan Partai Sosialis Indonesia. Sempat menjadi Ketua Komite Nasional Sumatera Barat, Residen Sumatera Barat, Gubernur Muda Sumatra Tengah, sekaligus Gubernur Militer Sumatra Tengah.
“Ia juga berperan besar dalam pendirian Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas di Bukittinggi,” katanya.
Mahyeldi juga menambahkan, dengan momentum ini, agar menumbuhkan semangat pada generasi muda kita agar semangat untuk berkarya, kita banyak memiliki Pahlawan Nasional. (h/ahr)














