“Khusus Kota Tua sendiri, akan jadi destinasi khusus untuk wisata sejarah. Tapi, dia tetap tergabung dalam satu Kawasan Wisata Terpadu (KWT) kota Padang juga namun berbeda destinasi wisata,” ucapnya.
Dalam pengembangan wisata Kota Tua, ia berharap bisa berpedoman kepada prospek yang sudah dilaksanakan oleh Kota Semarang dan Jakarta.
“Kalau kita melihat dari Kota Semarang dan Jakarta yang sudah melakukan revitalisasi, cukup signifikan untuk menarik wisatawan mancanegara, khususnya Eropa. Itulah yang kita harapkan dari prospek pengembangan Kota Tua ini. Mudah-mudahan dengan kita lakukan revitalisasi nanti, juga akan sama baiknya dengan Semarang dan Jakarta,” katanya.
Ia mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam pengembangan Kota Tua tersebut sehingga bisa diwujudkan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.
“Jika tidak ada pengelolaannya, maka master plan hanya tinggal master plan. Akhirnya nanti, semau mereka saja lagi, tidak ada otoritas untuk melaksanakan master plan itu disana. Jadi dengan adanya badan pengelolaan disana, diharapkan apa yang sudah direncanakan dalam master plan bisa direalisasikan,” ucapnya.
Yudi pengembangan Kota Tua akan difokuskan kepada perbaikan bangunan, mulai dari merehabilitasi bangunan harus mengkoordinasikan kepada badan pengelola agar sesuai dengan rencana induk yang telah disiapkan.














