“Kalau harga cabai tinggi, kami sebagai pengusaha rumah makan juga mengkhawatirkan bahan pokok lainnya juga ikut naik,”katanya.
Ia berharap, pemerintah mengambil kebijakan dengan tinggi harga cabai seperti adanya pasar murah. Sehingga pengusaha rumah makan bisa menjangkaunya.
Berbeda dengan pengusaha Ampera Elda Susanti warga Padang Sibusuk yang terpaksa menaikan harga makanan yang dijual untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga cabai.
“Saya terpaksa menaikkan harga lauk-pauk di warung nasi saya berkisar dari Rp 1000 hingga Rp2.000 , saya berharap pemerintah pusat, provinsi dan daerah agar menanggapi persoalan ini dan bisa mengambil sikap yang berpihak kepada warga masyarakat,” jelasnya.
Bagi ibu rumah tangga kenaikan harga cabai ini harus disikapi dengan cukup bijak, seperti yang dilakukan oleh Reva yang harus kebutuhan cabe mingguan. Biasanya Reva membeli 1 kilogram cabai untuk kebutuhan dapur, namun dengan tingginya harga cabai saat ini, ia terpaksa harus berhemat dengan membeli seperempat saja. “Harus dihemat lagi, karena tidak sanggup kita membelinya dengan harga yang tinggi saat ini,”kata Reva.
Ibu rumah tangga lainnya, Vera Siswati warga Padang Sibusuk cukup terkejut kenaikan harga cabai dari biasanya ia membeli di harga Rp35.000/kg menjadi Rp80.000/kg.














