Menurutnya, kawasan wisata hutan mangrove itu perlu dibenahi dengan penambahan sarana hiburan dan permainan anak. Oleh sebab itu, jika ada anggaran, ia mengatakan pihak desa akan mengalokasikan dana untuk menata kembali kawasan wisata hutan mangrove.
“Pengunjung yang ke sana juga tidak seberapa, ditambah tak ada sarana hiburan atau permainan anak-anak sehingga sulit bertahan. Insya Allah tahun 2024 mendatang, kalau ada anggaran bisa dialokasikan ke sana, bisa dikoordinir dan ditata kembali area wisatanya,” katanya.
Kendati pengelolaannya dihentikan, bukan berarti kawasan wisata Apar Mangrove Park tidak terjamah sama sekali. Kawasan tersebut masih dikunjungi wisatawan yang melakukan studi tiru atau kelompok pelajar yang izin berkemah.
“Terkadang ada tamu yang melakukan studi tiru ke hutan mangrove Desa Apar, kalau ini biasanya tidak ada pungutan. Tapi, ada juga tamu atau pelajar yang izin berkemah, nah dari sana ada pemasukan untuk kawasan wisata,” katanya. (h/mta)














