Dijelaskan Bupati, pada ruas jalan yang rusak yaitu di Koto Alam. Ruas jalan tersebut, separuhnya rengkah menganga. Dampak dari bencana sepanjang jalur Sumbar itu, satu pengguna jalan tewas terseret material longsor. “Satu korban tewas, sudah dievakuasi. Korban merupakan pengguna jalan,”katanya.
Kerugian Akibat Banjir Rp15 M
Selain longsor, banjir juga terjadi. Yaitu di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, akibat curah hujan yang tinggi, Sungai Batang Maek di sana juga meluap. Air merendam rumah serta sarana umum seperti sekolah dan tempat ibadah. Lebih seribu rumah warga terendam banjir, belasan sekolah, perkantoran dan masjid.
Tingginya luapan air di Kecamatan Pangkalan Koto Baru itu, juga dampak dari tertutupnya pintu air di PLTA Koto Panjang, Kampar Riau, sekaligus muara dari Sungai Batang Maek Pangkalan.
Safarudin mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan pihak PLTA Koto Panjang untuk menambah pembukaan pintu air tersebut. “Kita sudah berkoordinasi dengan PLTA Koto Panjang. Alhamdulillah, pintu air sudah dibuka dan luapan di Pangkalan sudah mulai surut. Mudah-mudahan air tidak tergenang lagi,”kata Bupati.
Dengan kondisi darurat bencana, Bupati minta warga terutama yang berada di sekitar kawasan rawan bencana untuk tetap waspada karena banjir dan tanah longsor masih menghantui.
Sepekan lalu, banjir merendam ribuan rumah dan lahan pertanian warga di Kecamatan Mungka, Harau, dan Lareh Sago Halaban. Selama tiga hari, air baru surut. BPBD terpaksa mendirikan posko pengungsian darurat untuk menampung warga yang terdampak.














