Massa yang datang dari 74 nagari di Kabupaten Solok itu memulai aksi pada Tugu Ayam di depan kantor bupati. Hujan deras tidak menghalangi mereka melakukan tuntutannya. Penuhnya massa membuat pihak kepolisian menutup ruas jalan lintas yang menghubungkan Padang dengan Solok itu. Arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke jalan baru. Bahkan aparat kepolisian ikut didatangkan dari Polda Sumbar dan Brimob.
Massa yang dihadiri oleh ninik mamak, dan tokoh masyarakat itu awalnya meminta anggota DPRD yang hadir untuk menemui masa. Tetapi aksi mereka dicegat oleh barisan polisi berpakaian lengkap dan tameng.
Salah seorang anggota DPRD, Dodi Hendra, sempat menemui massa dan siap menerima massa dengan menyampaikan aspirasinya. “Saya pribadi siap menerima bapak-ibu. Tapi soal anggota DPRD saya tidak punya wewenang memanggilnya. Dan kita hormati hak politiknya,” kata Dodi.
Namun, setelah terjadi diskusi, beberapa orang anggota DPRD lainnya ikut hadir menemui massa. Situasi sempat tegang karena massa tidak terima ucapan salah seorang anggota DPRD. Massa pun hendak mengejar anggota tersebut sehingga berhasil diamankan oleh polisi.
Massa akhirnya bubar setelah memasang spanduk yang tentang korupsi di DPRD Kabupaten Solok. Mereka juga berjanji akan kembali melakukan unjuk rasa jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Pengamanan
Kapolres Solok, AKBP Muari, mengatakan, aksi unjuk rasa yang terjadi berjalan dengan sesuai kesepakatan dan informasi yang diberikan oleh massa. “Mereka mentaati itu semua. Jadi, semua berjalan lancar dan kami apresiasi karena tidak ada yang anarkis dalam penyampaian aspirasi,” ujarnya.














