“Kalau metodenya konvensional mungkin hasil panennya hanya sekitar 3-4 ton, jadi target kita 2x lipat dari metode konvensional,” lanjutnya.
Balai Penyuluh Pertanian Sangir, saat ini masih melangsungkan sekolah lapangan yang dikhususkan untuk mengedukasi para petani terkait pengembangan metode tanam M-TOT.
Pendekatan kepada peserta juga dilakukan bertahap, karena metode ini baru pertama kali di adakan oleh Nagari di Solok Selatan, nantinya tiap kelompok akan membuat perbandingan pada 3 bidang tanam.
Masing-masing bidang tanam akan diterapkan 3 metode tanam yang berbeda, yaitu M-TOT Tanam Benih Langsung (Tabela), lalu metode pindah tanam, dan terakhir metode konvensional.
“Dari perbandingan itulah, nantinya masyarakat akan membandingkan dan menyimpulkan sendiri, tentang metode mana yang akan mereka terapkan pada pertanian mereka,” pungkas Wawan.
Tahapan Penanaman Metode M-TOT Terbilang Sederhana dan Mudah Diaplikasikan, yaitu:
1. Membuat bedengan dengan lebar 1- 1,5 meter,
2. Membuat parit bedeng dengan lebar 20 cm dan kedalaman 20 cm,
3. Menyusun mulsa di atas bedengan dengan ketebalan mulsa 10 cm (pastikan tanah tertutup mulsa)
4. Membuat lubang tanam dilanjutkan proses penanaman,
5. Pemupukan yang dilakukan pada lubang tanam,
6. Panen dan sekaligus persiapan proses penanaman berikutnya, sehingga permukaan tanah selalu tertutup. (*)














