Kendati film yang ditampilkan merupakan hasil karya mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, menurut Yenni kreativitas mereka dapat diuji. Mulai dari sinematografi, tatanan kamera, akting, alur, hingga perpindahan scene satu ke scene berikutnya terbilang bagus.
“Kami tidak muluk-muluk dan berekspektasi tinggi karena mereka bukan mahasiswa perfilman. Tapi film yang ditayangkan lumayan bagus, mereka sangat excited, dengan adanya perfilman ini. Film yang mereka buat sangat berkualitas untuk kelas mahasiswa dan pesan yang disampaikan jadi tersampaikan,” ujarnya.
Yenni mengungkapkan hasil karya keseluruhan mahasiswa yang ditampilkan, layak masuk ke dunia perfilman. Sejauh ini, program studi sastra Indonesia UNP telah menghasilkan lebih 30 film pendek hasil proyek akhir mata kuliah Ekranisasi dan Transformasi Budaya.
Lebih lanjut, Dimas Guntara salah satu mahasiswa tahun masuk 2021 yang juga berperan sebagai sutradara di kelompoknya mengungkapkan proses produksi yang dilakukan memakan waktu lebih kurang satu bulan.
Kelompok film Refleksi Karma itu menamai rumah produksinya Madaftramid Production, dengan durasi film yang dihasilkan 22 menit.
“Kami adaptasi dari cerpen Baliho karya Gde Aryantha Soethama. Kebetulan waktu pemilihan cerpen sejalan dengan moment Pemilu 2024, dan kami pikir dalam menyadur cerpen serta menulis skenario itu menjadi tantangan tersendiri. Kami coba untuk mencerminkan dengan realita yang ada,” tutur Dimas. (*)














