Balqis (16), siswa SMKN 4 juga memamerkan karya gambar Silo Gunung. “Hal ini menarik bagi saya. Karena sebelum membuat sketsa, kami dibekali dulu dengan pemahaman terkait kota tua Padang dan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto,” ujar Balqis.
Levi Janice Lie (11) dari Sanggar Seni Kancil juga bersemangat mengikuti pameran ini. “Saya didampingi oleh Ibu Yosi untuk membuat drawing kereta api Mak Itam dan saya bisa mengerjakannya dengan baik,” cerita anak perempuan yang tekun belajar melukis sejak tahun 2020 dan telah mengikuti banyak even pameran bersama Rumah Seni Kancil.
Yosi, pendamping dari Rumah Seni Kancil menyebutkan meskipun persiapan yang cukup singkat, sanggar ini tetap memotivasi anak muridnya untuk memamerkan karya di Pameran Galanggang Arang Pamenan Anak. “Semoga pameran seperti ini bisa diadakan lagi,” harap Yosi.
Pameran Foto dan Memori Kolektif Galanggang Arang Pamenan Anak dibuka secara resmi oleh Undri selaku kepala BPK Wilayah III Sumatera Barat. “Helatan ini merupakan pembuktian kepada dunia bahwa kita bisa merawat WTBOS dengan baik. Harapan besar saya kepada generasi muda untuk melanjutkan estafet untuk merawat warisan kita yang telah diakui dunia,” ujar Unri, saat pidato pembukaan pameran.
Pembukaan pameran dihadiri oleh Yayuk Sri Budi Rahayu selaku Ketua Tim Kerja Penguatan EkosistemWTBOS, Mahatma Muhammad selaku Kurator Galanggang Arang, Jefrinal Arifin selaku Kadis Kebudayaan Sumbar, Herlin Sridiani selaku Kadis P3AP2KB, Supriadi selaku Kepala Taman Budaya Sumbar dan Sekri Budiman selaku kepala Museum Adityawarman. Selain itu tampak juga hadir pelaku budaya, penulis, forum anak, anak dari berbagai pewakilan sekolah, dan lainnya.
Pembukaan pameran ditandai dengan penandatangan diatas kanvas, pemotongan pita dan tur kuratorial. Pada pembukaan juga para tamu undangan disuguhkan penampilan tari dari Sanggar Tari Anak Indonesia.














